Sekretariat : Jl. Sultan Makmoen Al-Rasyid No. 60 Medan

SUSUNAN PENGURUS LASKAR MELAYU HANGTUAH

Ketua Umum : H.T. Syahrizal Arif, SE, SH, MM.
Wakil Ketua :
1. Bid. Organisasi & Keanggotaan : Ir. Amrun
2. Bid. Ekonomi & Politik : Prof. DR. Ir. Hasnudi, MSc
3. Bid. Kesejahteraan : T. Zulfakas Nizam
4. Bid. Pengamanan : Drs. T. Ismeth, MSi

Sekretaris Jenderal : T. Reza Zulkarnaen, SH, MPA
Wakil Sekjen : Faisal Affandi, SE, MT

Bendahara Umum : Hj. Yuningsih
Wakil Bendahara : Ir. T. Monique Fuad

Minggu, 26 Oktober 2008

4000 Prajurit akan Kepung Jakarta

Berikut kutipan dari berita Analisa Online minggu, 26 Oktober 2008 :

Jakarta, (Analisa)


Jakarta, ibukota Republik Indonesia, sebentar lagi akan "dikepung" 4.000 prajurit dari 33 provinsi se- Indonesia.

Mereka tidak untuk unjuk rasa atau menyerang, tapi adalah kelompok "prajurit tradisional" antarprovinsi yang akan bergabung meramaikan Festival Budaya Nusantara 2008 tanggal 28 Oktober sampai 2 November 2008 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.


"Ke-4.000 prajurit itu akan berparade menampilkan sejarah kepahlawanan daerah masing-masing, dan tentunya dengan seragam tradisional masing-masing," kata Direktur Operasional TMII, Ade F Meliala kepada wartawan Sabtu di Jakarta.


Dulu, kata Ade, setiap kerajaan di Indonesia memiliki pasukan tempur tersendiri. Mereka adalah orang-orang pilihan, dan inilah yang akan kita tampilkan kembali dalam sebuah parade memeriahkan Festival Budaya Nusantara di TMII.


Sebagai contoh ia mengemukakan bahwa dalam parade nanti kontingen Kalimantan Barat akan menampilkan prajurit "Laskar Putri Kemuning" yang dibentuk pada masa pemerintahan Kesultanan Pontianak.

"Pasukan ini terdiri atas para wanita pilihan yang telah dibekali ilmu beladiri yang berfungsi selain sebagai laskar dalam perang juga sebagai pengiring tamu kehormatan yang menghadap Baginda Sultan," katanya.

Selain itu, kontingen lain yang sudah tercatat, Jawa Timur akan menampilkan pasukan "Cahyaning Majapahit" dari Bumi Singosari, Lampung dengan prajurit "Batin Mangunang", Jawa Tengah dengan prajurit Sunan Kudus Mangusir Kegelapan", Riau dengan "Laskar Cik Puan", DI Yogyakarta dengan pasukan "Regada Bremara Geni", Jawa Barat dengan pasukan para kesatria "Paragabaya" dan DKI Jakarta menampilkan "Pasukan Untung Surapati".


"Kegiatan kirab prajurit tradisional ini juga untuk mengingatkan pada generasi muda dengan maksud mengenalkan sejarah dan perjuangan bangsa di zaman dulu sekaligus menumbuhkembangkan semangat patriotik mereka," kata Ade. (Ant)


membaca berita tsb, timbul pertanyaan bagi saya, Lho Laskar Melayu Hang Tuah kok gak ikut? he he mestinya ikut lah, kan kita juga prajurit ( " ), tapi harap maklum, kita kan baru deklarasi, Insya Allah kalo ada yang seperti ini tahun mendatang kita mestinya ikutlah, betul kan pak ketua !?, amien

(FA)

Sabtu, 18 Oktober 2008

Silaturrahmi LMHT 18 Okt 2008

Setelah sebulan lebih di deklarasikannya Laskar Melayu Hang Tuah, seluruh jajaran pengurus mengadakan pertemuan silaturrahmi sekaligus berhalal bi halal di Sekretariat LMHT Jl. Sultan Ma'moen Al Rasyid No. 60 Medan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2008 sejak pagi hingga sore hari.

Pada acara pertemuan ini program-program kerja dari masing-masing departemen dipaparkan oleh masing-masing ketua Departemen, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab seputar program maupun permasalahan lain. Program-program yang telah dipaparkan tersebut, nantinya akan digodok dan dibahas oleh Ketua beserta wakil-wakil ketua dan sekjen untuk kemudian akan ditetapkan pada Rapat Paripurna yang Insya Allah akan dilaksanakan pada awal atau pertengahan Desember 2008.

Sangat disayangkan, dari sekitar 70 orang yang terdaftar sebagai pengurus lengkap, yang hadir hanya sekitar tidak lebih dari 50%, Hal ini dikemukakan oleh salah seorang penasehat, yaitu T. Freddi. Selanjutnya penasehat berharap supaya pada acara-acara berikutnya supaya pengurus lengkap dapat berhadir, dan jika tidak hadir dikemukakan alasan ketidak hadiran lewat surat ataupun telepon, beliau juga mengatakan jika dalam 3 kali pertemuan berturut-turut tidak hadir tanpa alasan yang jelas, patut dipertanyakan kecintaannya terhadap organisasi dan diharapkan pengurus dapat mengambil sikap tegas terhadap keanggotannya.

Pada kesempatan tersebut, kepada para peserta yang hadir diberikan formulir keanggotaan serta formulir pernyataan untuk diisi dan diserahkan secepatnya kepada sekretariat untuk nantinya diberikan kartu anggota beserta nomor keanggotaan dan juga sebagai data base personil Laskar Melayu Hang Tuah.

(FA)

Bandara Internasional T. AMIR HAMZAH

NAMA bandara udara baru di Kota Medan menjadi pemikiran para tokoh Melayu di Sumatera Utara, agar nama bandara pengganti Polonia sesuai kondisi daerah setempat.

Hal itu begitu penting untuk memberi sebuah arti dan membawa dampak besar bagi makhluk hidup, benda dan sebuah peradaban. Nama dapat membuka tabir, pengukuhan peradaban, penjaga harkat dan martabat.

Menurut Annex 14 dari organisasi penerbangan dunia (International Civil Aviation Organization/ICAO), bandara adalah area tertentu di daratan atau perairan termasuk bangunan, instalasi dan peralatan diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Indonesia mempunyai beberapa bandara berstatus internasional antara lain Polonia (Medan), Soekarno Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Hasanudin (Makassar).

Kota Medan merupakan salah satu pintu gerbang wilayah Sumatera. Untuk itu, dibutuhkan sarana transportasi, khususnya transportasi udara.

Perpindahan Bandara Polonia yang berada di tengah kota Medan ke Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang, berada sekitar 23 km dari pusat kota Medan, bertujuan meningkatkan keselamatan penerbangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi, pariwisata serta pembangunan kota Medan pada khususnya.

Pembangunan bandara terus berlangsung meski mendapat penolakan warga menyangkut pengorekan pasir laut untuk pembangunan sisi darat. Total biaya pembangunan diperkirakan menelan Rp5 triliun dan paling cepat selesai tahun 2010.

“Untuk itu perlu dipersiapkan nama bagi bandara baru itu,” kata HT Syahrizal Arif, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Laskar Melayu Hang Tuah.

Sementara itu, T. Reza Zulkarnain, selaku Sekjen DPP Laskar Melayu Hang Tuah menilai, dasar pertimbangan usulan nama bandara baru karena bandara menduduki posisi sangat strategis bagi suatu daerah dan negara.

Fungsinya sebagai pintu gerbang menentukan kesan orang luar ketika kunjungan pertama. Kesan pertama tidak hanya ditentukan kehebatan infrastruktur dan asrinya lingkungan sebuah bandara akan tetapi terkait penamaan bandara.

Nama bandara seringkali mengusung simbol dan tata nilai. Di balik nama sebuah bandara terkandung nilai historis, penghormatan dan penghargaan.

Berjasa
Sementara itu, dasar pertimbangan dan usulan pemberian nama bandara baru di antaranya upaya pelestarian sejarah dan budaya setempat. Untuk memberikan penghargaan bagi seseorang yang berjasa luar biasa bagi bangsa dan negara.

T. Reza yang juga Humas Dinas Perhubungan Sumut menilai, pada saat ini nama suatu bandara berhubungan dengan nama-nama yang memiliki hubungan emosional dalam sejarah perkembangan suatu etnis, terutama dengan nama pahlawan atau tokoh berjasa.

Misalnya, Bandara Sultan Syarif Kasim di Provinsi Riau, Bandara Sultan Taha di Provinsi Jambi dan Bandara Sultan Mahmud Badarudin II di Provinsi Sumatera Selatan.

Menurut catatan sejarah, kawasan pesisir timur Sumut merupakan negeri bagi masyarakat etnis Melayu yang meliputi Kesultanan Langkat (Kabupaten Langkat sekarang), Kesultanan Deli (Kota Medan dan sebagian Kabupaten Deliserdang).

Kesultanan Serdang (sebagian Deliserdang dan Kota Tebingtinggi). Pemerintahan suku Batubara (wilayah Kabupaten Asahan), Kesultanan Asahan (sebagian Asahan dan Kota Tanjungbalai), Kerajaan Bilah, Panai dan Kualuh (Kabupaten Labuhanbatu).

Dari aspek sosiologi, penetapan nama bandara baru Medan dengan nama pahlawan nasional dari etnis Melayu merupakan bentuk penghargaan, pengakuan pemerintah kepada masyarakat Melayu sehingga mampu memberikan motivasi guna membangun jati diri dan negerinya sendiri.

Anggaran Dasar Laskar Melayu Hang Tuah yang memiliki tujuan meningkatkan pengabdian mengangkat harkat dan martabat etnis Melayu di daerah ini.

Nama bandara pengganti Bandara Polonia diusulkan dengan nama “Bandar Udara Internasional Tengku Amir Hamzah” atau Tengku Amir Hamzah International Airport.

Sumber : WASPADA ONLINE, 09 September 2008

DEKLARASI LASKAR HANGTUAH

Dengan Mengambil tempat di Jalan Sultan Ma’moen Al Rasyid No. 60 (Jl. Brigjen Katamso Medan)atau lebih tepatnya sekretariat DPP Laskar Melayu Hang Tuah, pada tanggal 30 Agustus 2008 (28 Sya'ban 1429 H), telah dideklarasikan kepengurusan DPP Laskar Melayu Hang Tuah dengan Ketua Umum H.T. Syahrizal Arif, SE, SH,MM dan Sekretaris Umum T. Reza Zulkarnaen SH. MAP, serta jajaran pengurus lainnya yang terdiri dari Para Wakil Ketua dan Ketua Departemen. Sekaligus pada sore harinya dikukuhkan pula Kepengurusan DPD Laskar Melayu Hang Tuah Serdang Bedagai.

Organisasi ini bertujuan antara lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya etnis melayu berilmu dengan didukung oleh iman dan taqwa serta meningkatkan pengabdian bagi masyarakat melayu. Organisasi yang dibentu berdasarkan Akta Pendirian Laskar Melayu Hang Tuah Nomor 23 yang diternitkan oleh Notaris Mangatas Nasution, SH tanggal 23 Juli 2008 ini memiliki Visi MELAYU BANGKIT DAN BERMANFAAT, dengan semboyan JANJI TAK BERUBAH, SETIA TAK BERTUKAR.

Pada kesempatan tersebut Ketua Umum, berharap organisasi ini dapat eksis di masyarakat khususnya etnis melayu, dengan terus menerus melaksanakan sosialisasi dan konsolidasi, dan diharapkan kepada seluruh jajaran pengurus hendaknya benar-benar berdedikasi tinggi dalam memajukan organisasi dengan taat dan patuh menjalankan peran dan fungsinya sesuai visi dan misi organisasi.

Semoga oranisasi ini dapat berjalan sesuai dengan visi misi organisasi dan tidak menjadi organisasi yang hanya punya nama namun tidak ada karya, semoga pula dengan berdirinya organisasi ini dapat lebih memajukan masyarakat Sumatera Utara khususnya yang ber etnis Melayu.
(bang ical)

Sumber : resammelayu